Selasa, 08 November 2011

Kisah Tentang Kesabaran Yang Luar Biasa

Ibnu Hibban meriwayatkan di dalam kitab “Ats-Tsiqat” tentang kisah ini. Dia adalah seorang imam besar, namanya Abu Qilabah Al-Jurmy Abdulloh bin Yazid, dan dia termasuk dari perawi-perawi yang meriwayatkan dari Anas bin Malik. Dan yang meriwayatkan kisah ini adalah Abdulloh bin Muhammad. Berikut kisahnya:
Saya keluar untuk mejaga perbatasan di Uraisy Mesir. Ketika aku berjalan, aku melewati sebuah perkemahan dan akau mendengar seseorang berdoa,
Ya Alloh, anugerahkan aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai. Dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shalih.” (QS.An-Naml:19).
Aku melihat orang yang berdoa tersebut, ternyata ia adalah orang sedang tertimpa musibah. Dia telah kehilangan kedua tangan dan kedua kakinya, matanya buta dan kurang pendengarannya. Dia kehilangan anaknya, yang biasa membantunya berwudhu dan member makan.
Lalu aku mendatanginya dan berkata kepadanya, “Wahai hamba Alloh, sungguh aku telah mendengar doamu tadi, ada apa gerangan?”
Kemudian orang tersebut berkata, “Wahai hamba Alloh demi Alloh, seandainya Alloh mengirim gunung-gunung dan membinasakanku dan laut-laut menenggelamkanku, tidak ada yang melebihi nikmat Tuhanku daripada lisan yang berdzikir ini.” Kemudian dia berkata, “Sungguh, sudah tiga hari ini aku kehilangan anakku. Apakah engkau bersedia mencarinya untukku? (Anaknya inilah yang biasa membantunya berwudhu dan member makan).
Maka aku berkata kepadanya “Demi Alloh,  tidak ada yang lebih utama bagi seseorang yang berusaha memenuhi kebutuhan orang lain, kecuali memenuhi kebutuhanmu.” Kemudian, aku meninggalkannya untuk mencari anaknya. Tidak jauh setelah berjalan, aku melihat tulang-tulang berserakan di antara bukit pasir. Dan ternyata anaknya telah dimangsa binatang buas. Lalu akau berhenti dan berkata dalam hati, “Bagaimana caraku kembali kepada temanku, dan apa yang akan aku katakan padanya dengan kejadian ini?” aku mulai berpikir. Maka, aku teringat kisah Nabi Ayyub As.
Setelah aku kembali, aku member salam kepadanya. Dia berkata, “Bukankah engkau temanku?” aku katakan “Benar.” Dia bertanya lagi, “Aa yang selama ini dikerjakan anakku?” Aku berkata, “Apakah engkau ingat kisah Nabi Ayyub As?” Dia menjawab, “ya.”
Aku berkata, “Apa yang Alloh perbuat dengannya?” Dia berkata, “ Alloh menguji dirinya dan hartanya.” Aku katakana, “Bagaimana dia menyikapinya?” Dia berkata,”Ayyub bersabar.” Aku katakana, “Apakah Alloh mengujinya cukup dengan itu?” Dia menjawab, “Bahkan kerabat yang dekat dan yang jauh menolak dan meninggalkannya.” Lalu aku berkata, “Bagaimana dia menyikapainya?” Dia berkata, “Dia tetap sabar. Wahai hamba Alloh, sebenarnya apa yang engkau inginkan?”
Lalu aku berkata, “Ankmu telah meninggal, aku mendapatkannya telah dimangsa binatang buas diantara bukit pasir.”
Dia berkata, “Segala puji bagi Alloh yang tidak menciptakan dariku keturunan yang dapat menjerumuskan ke neraka.”
Lalu dia menarik nafas sekali dan ruhnya keluar.
Aku duduk dalam keadaan bingung apa yang harus kulakukan, jika aku tinggalkan, dia akan dimangsa binatang buas. Jika aku tetap berada disampingnya, aku tidak dapat berbuat apa-apa. Ketika dalam keadaan terebut, tiba-tiba ada segerombolan perampok mendatangiku.
Para perampok itu berkata, “Apa yang terjadi?” maka aku ceritakan apa yang telah terjadi. Mereka berkata, “Bukakan wajahnya kepada kami!” maka aku membuka wajahnya, lalu mereka memiringkannya dan mendekatinya seraya berkata, “Demi Alloh, Ayahku sebagai terbusannya, aku menahan mataku dari yang diharamkan Alloh dan demi Alloh, ayaku sebagai tebusannya, tubuh orang ini menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sabar dalam menghadapai musibah.”
Lalu kami memandikannya, mengafaninya dan menguburnya. Kemudian, aku kembali ke perbatasan. Lalu, aku tidur dan aku melihatnya dalam mimpi, beliau kondisinya sehat. Aku berkata kepadanya, “Bukankah engkau sahabatku?” dia berkata, “Benar.” Aku berkata, “Apa yang Alloh lakukan terhadapmu?” dia berkata, “Alloh telah memasukkanku ke dalam surge dan berkata kepadaku, “keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.” (QS. Ar-Ra’d: 24) “Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d:28).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar