Senin, 17 Maret 2014

Pengorbanan Seorang Suami


Bagi seorang istri suami adalah seorang raja yang harus dihormati, bahkan Rasulullah salallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya akan aku perintahkan para isteri untuk sujud kepada para suami mereka, karena besarnya hak yang Allah berikan kepada para suami atas mereka" [HR Abu Dawud, 2142. At-Tirmidzi, 1192; dan Ibnu Majah 1925. Dishahîhkan Syaikh al-Albâni dalam Irwa`ul-Ghalil, 7/54].

Sungguh besarnya hak seorang suami yang harus dipenuhi oleh sang istri, bahkan seorang suami penentu masuk surgan atau nerakanya seorang istri. Rasululloh sahallallahu'alaihi wa sallam bertanya kepada bibi Al Hushain:“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?”, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933).



Duhai istri bersabarlah saat engkau memenuhi hak suamimu. Jika Ia suamimu termasuk orang yang sholih taat kepada Allah dan Rasulnya maka bersyukurlah engkau karena ia tidak akan menyakiti hatimu dan mengurangi hakmu. Namun jika Ia suamimu bukan termasuk orang yang sholih lagi taat kepada Allah dan Rasulnya maka bersabarlah karena engkau harus membimbingnya untuk menjadi manusia yang taat kepada Allah dan Rasulnya.

Ada sebuah kisah pendek tentang pengorbaban seorang suami untuk istri dan anaknya. Semoga kisah ini bisa diambil ibrohnya/pelajaran tentang pengorbaban seorang suami, agar kita sebagai seorang istri selalu bersyukur kepada Allah karena telah memilihkan suami seperti suami kita, dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik buat suami kita.

Dibawah langit senja yang dipenuhi awan gelap terdengar rintik-rintik hujan turun membasahi tanah kering karena panas. Dibalik bisingnya hujan terdengar suara memangil.
" Ummi....." suara lembut itu membangunkan lamunan seorang wanita yang tenggah menemani anaknya bermain.
" Iya bi.." jawab istrinya. " Ummi pulang bareng teh Rita yah, soalnya dia bawa mobil, abi nanti nyusul" jelas suami dengan singkat
dengan nada heran istri bertanya " emang kenapa? gak ahhh.. aq mau bareng abi aja?"
" hujan mi.... kasihan Farisnya kehujanan" jawab suami dengan tenang
dengan wajah yang kesal dan jutek istri menjawab " yaudah kalo emang abi makasa mah" sambil melangkah pergi menuju mobil.
Istri dalam kasus ini adalah seorang wanita yang mudah sekali ngambek sama suaminya meski masalahnya itu sepele sekali dan Alhamdulillah si istri dikaruniai oleh Allah ta'ala seorang suami yang sabar dalam menghadapi sikapnya, kalo gitu kita lanjutkan saja kisa ini. kita panggil saja si istri ini dengan nama Zahra dan suami dengan Abdullah.
ditengah jalan hujan pun reda Zahra mencoba menghubungi suaminya untuk janjian ketemuan. Namun betapa terkejutnya Zahra saat mengetahui bahwa suaminya memilih jalan lain dan mengajaknya untuk ketemuan di salah satu daerah bogor saja katanya. Tanpa lama-lama Zahra langsung menutup telponnya seakan menandakan bahwa dia marah kepada suaminya.Disisi lain sang suami yang dari awal melewati jalan berbeda dengan zahra ternyata hujan deras disepanjang perjalanan pulang. Sepanjang jalan Zahra hanya terdiam dan ngedumel dalam hati. dilain sisi anaknya Faris sudah bosan berada di dalam mobil dan meminta keluar sambil menangis disepanjang perjalanan. Tambah kesal sajalah si Zahra pada suaminya. Awalnya zahra janjian dengan suaminya di daerah Sempur namun kerena macet parah di daera IPB zahra minta jemput di Ciper dan ternyata sampai di Ciper hujan deras dan zahra tidak diizinkan turun mobil oleh teh Rata, karena kasihan dengan anaknya yang masih kecil. Walhasil mereka meneruskan perjalanan sampi di MC donal pajajaran dan sebelumnya Zahra sudah memberitahu suaminya bahwa dia tidak jadi turun di Ciper dan akan langsung naik mobil angkot kerumahnya karena hujan yang cukup deras.

Disisi lain sang suami sudah hampir sampai ditempat janjian awal yaitu Sempur namun karena zahra memintanya untuk ke janjian di Ciper sang suami pun langsung bergegas kesana untuk menjemput istrinya, dan ternyata sesampai disana ia tidak mendapatkan istrinya. saat ia buka HP ia baru menyadari bahwa istrinya tidak jadi turun di sini. meskipun begitu ia masih bisa bersabar meski bajunya telah dibasahi oleh air hujan disepanjang perjalanan pulang dipenuhi dengan rasa cape, lelah, ngantuk dan penatnya hari itu.

Sesampainya dirumah sang suami tidak langsung menganti baju atau istirahat untuk menghilangkan lelah namun ia pulang hanya untuk mengambil payung dan pergi lagi menjemput istrinya dipinggir jalan, dan ia pun masih harus menunggu kedatangan istrinya zahra. Saat zahra turun dari angkot sang suami langsung menyambutnya dengan senyuman dan payung yang telah dibuka oleh suaminya.

MasyaAllah sungguh besar kesabaran suaminya, jika kita ada pada posisi sang suami pasti dia telah marah kepada istrinya, dan yang pasti kita tidak akan datang untuk menjemput dan membawakan payung untuk istrinya. Inilah sosok suami yang didamkan oleh semua wanita. bersyukurlah jika engkau telah memilikinya dan bersabarlah untuk para istri bila suamimu tak memiliki kesabaran yang lapang, karena suamimu hanyalah manusia biasa yang bisa marah dan sakit hati oleh sikap dan sifat kita.

Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga buat istri untuk tidak mudah emosi atau menyalahkan suami dalam masalah kecil maupun besar. Karena sesungguhnya suamimu telah banyak berkorban utnukmu

Jika artikel ini bermanfaat boleh dishare kok.
Jazakumulloh khair atas kunjungannya...^^

1 komentar: