Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Beberapa hari ini saya membaca data
statistic yang menunjukkan kenaikan prosentase perceraian. Saya sangat terkejut
ketika melihat angka-angka dengan lonjakan drastis yang menunjukkan peningkatan
angka perceraian. Siapakah yang bertanggung jawab?
Banyak sebabnya…..
Bisa jadi karena istri tidak
mengerti hak suami atau suami tidak mengerti hak istri, hingga muncul ketidak
sepahaman. Bisa pula ibu mertua mempunyai andil dalam membelokkan pturinya dari
jalan kebahagiaan suami istri.
Kita membaca dan mendengar,ada
ibu-ibu yang berperan sangat disayangkan dalam kehancuran rumah tangga
putri-putrinya, alih-alih ikut membangunnya. Bagitu terjadi perselisihan ringan
antara putrid dan suaminya, ibu langsung memanggil putrinya lalu mengomelinya
dengan ucapan-ucapan yang tidak diridhai Alloh dan RasulNya. Ini realita. Ini
terjadi pada sebagian ibu.
Akan tetapi, masih banyak ibu yang
memandang prinsip maslahat yang berimbang untuk kedua belah pihak. Mereka
membantu putri-putri mereka dengan saran yang benar dilandasi semangat nasihat
yang menambah ketenangan, kebahagiaan dan ketenteraman rumah tangga putrinya.
Sekarang, kita akan mengenal seorang ibu yang memiliki nasihat luhur, untuk menunjukkan kebaikan dan kebahagiaan bagi putrinya yang akan memasuki gerbang pernikahan.
Lihatlah bagaimana mutiara-mutiara
keluar dari mulutnya. Ibu ini berpesan kepada putrinya, ”Wahai putriku,
seandainya wasiat itu ditinggalkan karena adab yang telah dimiliki, niscaya
kamu tidak memerlukannya. Tetapi ia adalah pengingat bagi orang yang lalai dan
penolong bagi orang yang berakal. Seandainya ada wanita yang tidak memerlukan
suami karena kekayaan kedua orang tuanya dan karena kebutuhan keduanya yang
besar kepadanya, niscaya orang itu adalah kamu. Akan tetapi wanita diciptakan
untuk laki-laki, dan laki-laki untuk wanita.
Putriku, sesungguhnya engkau akan
berpisah dengan rumah yang darinya engkau lahir ke dunia ini, dan di dalamnya
engkau mengenyam kehidupan. Engkau keluar kepada seorang laki-laki yang belum
engkau kenal dan teman yang belum engkau ketahui. Jadikan dirimu hamba sahaya
baginya, niscaya ia menjadikan dirinya hamba sahaya bagimu. Jagalah untuknya
sepuluh perkara niscaya ia menjadi kekayaanmu. Yaitu:
·
Pertama dan kedua, khusyuklah kepadanya dengan
qana’ah (sikap menerima) dan ketaatan yang baik.
·
Ketiga dan keempat, jagalah pandangan dan
penciumannya. Jangan sampai matanya melihat sesuatu yang buruk pada dirimu, dan
jangan sampai hidungnya mencium darimu kecuali bau terharum.
·
Kelima dan keenam, jagalah waktu istirahat dan
makannya karena kelaparan bisa menimbulkan emosi dan terganggunya tidur bisa
memicu kemarahan.
·
Ketujuh dan kedelapan, jagalah hartanya dan
peliharalah kerabat dan keluarganya. Kuncinya adalah penghargaan yang baik pada
harta dan pengaturan yang bagus pada keluarga.
·
Kesembilan dan kesepuluh, janganlah menyelisihi
perintahnya, jangan membeberkan rahasianya. Karena jika kamu menyelisihi
perintahnya niscaya kamu menjadikan dadanya sempit dan jika kamu membeberkan
rahasianya, maka kamu tidak aman dari pengkhianatannya.
Kemudian janganlah kamu bergembira
di hadapannya, sementara dia berseih. Jangan bersedih di hadapannya, sementara
dia bergembira. Hal yang pertama termasuk kelalaian, dan yang kedua mengotori. Hormatilah
dia sebaik-baiknya, niscaya dia memuliakanmu sebaik-baiknya.
Jadilah dirimu orang yang penurut
baginya, niscaya dia akan menjadi penyayang bagimu. Ketahuilah bahwa kamu tidak
akan meraih apa yang kamu idam-idamkan, sehingga kamu mendahulukan ridhanya di
atas ridhamu, keinginannya di atas keinginanmu dalam urusan yang kamu sukai
atau kamu benci dan Alloh memberimu pilihan.”
Sungguh! Ia benar-benar nasihat
yang mengandung nilai-nilai luhur di dalamnya.
Sekarang saya menghadiahkan nasihat
ini kepada ibu-ibu yang mengharapkan kebahagiaan dan ketenangan bagi putri-putri
mereka yang akan memasuki gerbang pernikahan.”
Rasululloh SAW bersabda,
“Jauhilah oleh kalian para wanita
kufur kepada orang-orang pemberi nikmat. ‘Saya bertanya, ‘Apa itu ya
Rasulullloh?’ Beliau bersabda, ‘Mungkinsalah satu di antara kalian mengalami
masa lajang bersama orang tuanya dalam tempo yang cukup lama, kemudian Alloh
memberinya suami, memberinya anak dari suami itu, lalu dia marah kepada
suaminya dan mengingkari (kebaikannya) kepada suaminya, ‘Saya tidak pernah
melihat sedikitpun kebaikan pada dirinya.” (silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah,
juz 2, no.823).
Semoga artikel ini bermanfaat
terimakasih sudah membaca…….. ^_^
Sumber: 4 Wanita Terbaik Dunia Akhirat
(Ali Awudh Uwaidhoh, Najib Kholid Al-'Amir)
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
tak ada ucapan yang indah selain sebuah nasihat
BalasHapustak ada hal yang paling indah selain pernikahan
tak ada rasa yang paling disukai selain cinta
namun semua itu harus sesuai dengan syari'at yang Alloh perintahkan