Sebuah pertanyaan yang amat penting, namun jawabannya lebih
penting. Akan tetapi pertanyaan di atas membutuhkan jawaban yang sangat panjang
di sini saya akan sebutkan sebagian dari jawaban tersebut:
Pertama:
Karena berhijab merupakan ketaatan kepada Alloh dan RasulNya, dan
ketaatan tersebut akan menjadi sumber kebahagiaan dunia dan akhirat, juga
kesuksesan bersar yang tiada tandingannya. Maka seseorang tidak akan merasakan
manisnya iman sebelum mampu melaksanakan perintah Alloh dan RasulNya serta
berusaha merealisasikan semua perintah-perintah tersebut.
Alloh
SWT berfirman:
“Dan
barangsiapa mentaati Alloh dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.” (Al-Ahzab: 71)
Rasululloh SAW bersabda;
“Sungguh
akan merasakan manisnya iman bagi seseorang yang telah rela Alloh sebagai
Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi ( yang diutus Alloh ).” (HR.
Muslim)
“Dan
barangsiapa mendurhakai Alloh dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata.” (Al-Ahzab: 36)
Nabi SAW bersabda:
“Setiap
umatku (yang bersalah) akan dimaafkan kecuali orang yang secara terang-terangan
(berbuat maksiat).” (Muttafaq alaih)
Sementara
wanita yang pamer aurat dan keindahan tubuh telah nyata-nyata menampakkan
kemaksiatan secara terang-terangan.
Ketiga: Sesungguhnya
Alloh memerintahkan hijab agar berbagai macam fitnah lenyap, sehingga
masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita berhijab akan lebih aman dan
selamatdari fitnah. Sebaliknya apabila suatu masyarakat dihuni oleh wanita yang
tabarruj atau pamer aurat dan keindahan tubuh sangat rentan terhadap ancaman
fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan
kehancuran. Jasad yang bugil jelas akan memancing perhatian dan pandangan
berbisa. Itulah tahapan pertama bagi penghancuran dan pengrusakan moral dan
peradaban sebuah masyarakat.
Keempat: Tidak behijab
dan pamer perhiasan bagi seorang wanita di hadapan kaum laki-laki bukan mahram,
hanya akan mengundang kaum laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika
ada kesempatan maka mereka akan dengan ganas dan seram memangsa laksana singa
sedang kelaparan
Penyair berkata:
“
Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam disusul pembicaraan lalu
berakhir dengan janji dan pertemuan,”
Kelima: Jika seorang
wanita muslimah menjaga hijab secara tidak langsung ia berkata kepada semua
kaum laki-laki, “Tundukkanlah pandanganmu dan aku bukan milikmu serta kamu juga
bukan milikku tetapi saya hanya milik orang yang dihalalkan Alloh bagiku. Aku orang
yang merdeka dan tidak terikat dengan siapapun dan saya tidak tertarik dengan
siapapun karena saya lebih tinggi dan terhormat jauh dibanding mereka.”
Adapun wanita yang bertabarruj atau
pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki lain akan
mengundang perhatian laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba yang
secara tidak langsung ia berkata, “Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku
dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang
mau memandangku? Adakah orang yang mau member senyuman kepadaku? Ataukah ada
orang yang berseloroh “Aduhai betapa cantiknya dia”? mereka berebut menikmati
keindahan tubuhnya dan keacantikan wajahnya sehingga membuat laki-laki
terfitnah.
Makah
di antara dua wanita di atas yang lebih merdeka? Jelas, wanita yang berhijab
secara sempurna akan memaksa setiap laki-lakiyang melihat menundukkan pandangan
dan bersikap hormat serta mereka menyimpulkan bahwa dia adalah wanita merdeka,
bebas dan sejati sebagaiman firman Alloh SWT:
“
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu.” (Al-Ahzab: 59)
Adapun wanita yang menampakkan
aurat dan keindahan tubuh serta kecantikan parasnya laksana pengemis yang
merengek-rengek untuk dikasihani. Sehingga mereka menjadi mangsa kaum laki-laki
bejat dan rusak. Dia menjadi wanita terhina, terbuang, murahan dan kehilangan
harga diri dan kesucian. Dan dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehinaan dan
bahan olok-olokan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar